Selasa, 10 Juni 2014

Pilpres: Ajang Pertengkaran Kah?!


Assalamualaikum Wr. Wb.

Latar belakang saya yang akhirnya merasa perlu menulis ini karena menurut saya pribadi sudah sangat ramai dan banyak sekali tulisan mengenai kedua calon Presiden RI periode 2014-2019, mulai dari saran, kritik, dan informasi yang bersifat membangun sampai ke yang bersifat menjelek-jelekan bahkan tidak sedikit yang mengarah kepada pembukaan aib dan kebohongan. Nauzu billahi min zalik.

Selain itu, ditambah lagi dengan para juru kampanye, simpatisan, hingga rakyat biasa menjadi ikut-ikutan debat kusir hingga bertengkar fisik atau bahkan sampai memutuskan silaturahim hanya karena perbedaan pilihan calon presidennya masing-masing. Terkesan semangat demokrasi pemilihan presiden ini jauh dari kata damai dan positif malahan menurut saya pribadi menjadi ajang memperbanyak dosa, baik dosa memutuskan silaturahim, dosa membuka aib, dosa menyebarkan kebohongan, dan lain sebagainya. Bukankah silturahim bisa memperbanyak rezeki? Bukankah setiap perkataan dan tindakan akan diminta pertanggungjawabannya kelak? Bukankan hanya Alloh SWT yang patut kita cintai? Wallahu A'lam Bis Shawab.

Sebagai seorang Islam yang beriman, terlebih lagi mengimani salah satu Rukun Iman, yaitu iman kepada Qadha dan Qadar. Dimana kita harus mengimani segala sesuatu ketetapan yang sudah terjadi dan akan terjadi hanya milik Alloh SWT. Siapa Presiden RI periode 2014-2019? Alloh SWT pasti sudah mengetahui. Jadi, kalem dan tidak usah diambil pusing teman-teman. Kita tidak punya "kepentingan" kepada siapapun yang akan menjadi presiden terpilih nanti, kecuali jika memang teman-teman memiliki "kepentingan" jika salah satu calon terpilih menjadi Presiden RI nanti. Wajar. Akan tetapi, jika tidak ada "kepentingan" apapun, saya hanya ingin mengingatkan bahwa kita akan tetap menjadi rakyat biasa. Itu pun kenapa KPU mensyaratkan yang berhak memilih pada saat Pemilu adalah warga negara Indonesia yang sudah berumur 17 tahun ke atas dimana rentang umur tersebut sudah dikategorikan menjadi dewasa, dimana seseorang yang dikatakan dewasa salah satu cirinya adalah ketika kita sudah dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Oleh sebab itu, sebagai seorang yang dewasa sepatutnya kita bisa mem-filter informasi-informasi yang kita dapatkan dan yang akan kita sampaikan. Sebatas menyatakan fakta untuk mendukung salah satu calon presiden sesekali masih wajar asalkan tidak berlebihan atau lebih terkesan "menghasut" yang lain. Yang perlu kita lakukan sebagai warga negara Indonesia yang baik adalah dengan cara menggunakan hak pilih kita di Pemilu Pilpres tanggal 9 Juli 2014 sebagai salah satu bentuk penyempurnaan ikhtiar kita, jangan sampai tidak memilih ya teman-teman. Selebihnya mari kita serahkan semua kepada Sang Maha Berkehendak & Mengetahui yang terbaik untuk negara Indonesia ini. Amati, Pilih, Serahkan kepada Alloh SWT.

Jadi, sekedar saran saja, sebaiknya dalam menghadapi pemilihan presiden ini, kita sikapi semuanya dengan wajar dan kalem saja, tidak usah berlebih-lebihan atau malah sampai menjadi ajang perbanyak dosa untuk kita. Kedua calon presiden tersebut juga manusia biasa juga merupakan salah satu makhluk yang diciptakan oleh Sang Maha Pencipta, Alloh SWT. Tidak seharusnya kita mencintai sesuatu melebihi Sang Penciptanya.

"Ya Alloh jangan jadikan kami sebagai manusia yang terlalu mencintai makhluk ciptaanmu secara berlebihan, tetapi jadikanlah kami sebagai manusia yang mencintai segala sesuatunya hanya karena-Mu. Aamiin."

Mohon maaf jika ada pemikiran dan penulisan saya yang menyinggung dan kurang berkenan. Semua mutlak karena keterbatasan yang saya miliki. Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Insert your comment,please!